Ghunnah Dan Tingkatannya


 
 
Apa itu ghunnah?? 

Menurut bahasa, ghunnah adalah suara yang keluar dari pangkal rongga hidung

Sedangkan menurut istilah, para ulama mendefinisikan ghunnah adalah Suara yang indah dan teratur pada huruf Nun -termasuk tanwin- dan Mim (dalam segala macam kondisinya.

Berapa panjang harakat dalam pembacaan ghunnah?

    Panjang ghunnah berbeda-beda sesuai dengan kondisi Nun dan Mim. Menurut pendapat yang kuat, panjangnya ghunnah tidak dapat disetarakan dengan panjang pada huruf hijaiyyah lainnya. Sebagian ulama mengatakan bahwa panjangnya dua harakat. Namun, menjadi catatan penting bahwa panjang dua harakat pada ghunnah dua kali lipat dari dua harakat mad.
    
    Panjang ghunnah harus ditahan sekitar dua harakat, tidak boleh kurang atau berlebihan-lebihan (terlalu lama) dan menggelombang-gelombangkannya yang disebut oleh Imam Al-Jazari sebagai tathniinul ghunnaat. Dan ada pula yang mengatakan, ghunnah diucapkan sekitar 3 harakat. Disebut "sekitar" karena ghunnah bukanlah harakat. Jadi ukuran pasti lamanya ghunnah adalah dengan talaqqi. 


Bagaimana cara mengetahui benar/tidaknya dalam pengucapan ghunnah?

Dalam buku Tajwidul Qur'an (Al-Fadhli : 2017) cara mengidentifikasi benar tidaknya ghunnah adalah sebagai berikut:

1. Suara sempurna keluar melalui rongga hidung. Artinya, apabila hidung ditutup, maka suara tidak keluar. (Maksudnya, suara akan tertahan di rongga hidung).

2. Terjadi getaran di atas kepala. Cobalah untuk menyentuh kepala Anda maka getaran tersebut akan terasa. (Yang saya pahami biasanya juga terasa getaran di rongga hidung ketika mengucapkan huruf ghunnah).

Tingkatan Ghunnah

Dalam pengucapan ghunnah terdapat empat tingkatan:

1. Akmal ma Takun (paling sempurna)

    Tingkatan ini terjadi pada huruf Nun dan Mim yang bertasydid, kemudian idhgam bigunnah, dan idgham mimi. Ghunnah pada tingkatan pertama ini harus benar-benar dibaca sempurna.  Tidak boleh kurang, namun tidak juga terlalu berlebihan.

Contoh:
a. Nun/Mim bertasydid
عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ (1) عَنِ ٱلنَّبَإِ ٱلْعَظِيمِ(2)

b. Idgham bighunnah
 لِنَجْعَلَهَا لَكُمْ تَذْكِرَةً وَتَعِيَهَآ أُذُنٌ وَٰعِيَةٌۭ

c. Idgham mimi
فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًا


2. Kamilah (sempurna)

    Tingkatan ini kurang sedikit dari tingkatan di atas, terjadi pada Nun dan Mim yang ikhfa (Haqiqi dan Syafawi) dan iqlab. Ghunnah pada tingkatan kedua ini tidak selama ghunnah pada tingkatan pertama.
Contoh :
a. Ikhfa (Haqiqi dan Syafawi)
إِنَّهُۥ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ
 
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوٓا۟
 
b. Iqlab
وَقَدْ أَنزَلْنَآ ءَايَـٰتٍۭ بَيِّنَـٰتٍ


3. Naqishah (kurang)

    Tingkatan ini terjadi pada Nun dan Mim yang sukun karena idzhar. Ghunnah pada tingkatan ketiga ini kurang dari tingkatan kedua. Panjang bacaannya dibaca satu ketukan.
Contoh :
a. Idzhar
أَنْعَمْتَ


4. Anqash ma Takun (paling kurang)

    Tingkatan ini terjadi pada Nun dan Mim yang berharakat. Ghunnah pada tingkatan keempat ini seperti terdengar samar atau tidak terlalu jelas karena huruf Nun dan Mim berada pada kondisi memiliki harakat.
Contoh :
مَلِكِ , نَحْنُ
 
 
 
Semoga bermanfaat ^^



No comments:

Powered by Blogger.