REVIEW BUKU “ZIONIS DAN SYIAH BERSATU HANTAM ISLAM”: MENYINGKAP TABIR DIBALIK WAJAH BERTOPENG ZIONIS DAN SEKUTUNYA

November 12, 2023


   



    Buku ini pertama kali terbit pada tahun 2013 ketika saya duduk dibangku SMA. Pada saat itu, saya belum bisa membeli bukunya karena terkendala dengan biaya.


Berapa sih biaya uang jajan anak SMA? Paling cukup ya buat jajan dan ongkos angkot. Itupun kalau uangnya tidak terpotong karena ditagih bu bendahara kelas hehe. Kalaupun ingin baca buku, lebih seringnya pinjam di perpustakaan sekolah.


    Akhirnya setelah saya memasuki jenjang perkuliahan, saya bisa ‘membalas dendam’ keinginan saya selama ini dengan membeli buku-buku yang saya inginkan, termasuk buku “Zionis Dan Syiah Bersatu Hantam Islam” karya Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi ini. Beliau merupakan seorang penulis dan jurnalis yang mempunyai minat besar dalam bidang kajian dunia Islam. Sehingga dari minatnya beliau terhadap kajian dunia Islam, mengantarkannya menjadi Koordinator Kajian Zionisme Internasional (KaZI). Buku ini merupakan karya terbitan kedua Muhammad Pizaro, sedangkan karya pertamanya berjudul “The Brain Charger” yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar tahun 2012. Novel yang berisi tentang pertarungan pemikiran Islam versus liberal dalam membangun peradaban Islam.


    Dalam buku keduanya ini, Muhammad Novelan berusaha mengungkapkan data bagaimana kedua kelompok yang selama ini terlihat berseteru di media-media, namun ternyata mereka memiliki misi yang sama yakni menghancurkan Islam hingga ke akarnya. Membuka tabir yang terlihat samar menjadi jelas adalah suatu kewajiban yang harus diungkap dan disebarkan kepada umat, khususnya umat Islam. Agar kita dapat selamat dari fitnah serta tipuan yang selama ini mereka lakoni di panggung media.


Detail

Judul: Zionis Dan Syiah Bersatu Hantam Islam

Penulis: Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi

Tahun Terbit: Maret, 2014 (Cover Baru)

Tebal Buku: 496 halaman

Penerbit: PT. Aqwam Media Profetika

Rating: 4.20/5 Goodreads


 



“Apakah ada ibu kota di dunia ini yang berdiri tanpa sebuah masjid Sunni, kecuali Teheran ibu kota Syiah yang memiliki empat puluh gereja-gereja Kristen dan sebuah pemakaman untuk Baha`i”

-Syekh Abdur Rahmaan al-Baluchy, Ketua Asosiasi Ahlussunnah Iran-

 

Abdullah bin Saba, Tokoh Yahudi di Belakang Syiah


    Abdullah bin Saba disebut sebagai Founder of Father Syiah yang berasal dari Yaman dan berdarahkan Yahudi. Ia muncul pada zaman kekhilafahan islam yang dipimpin oleh Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu saat itu. Dirinya mengaku sebagai seorang muslim, tapi dalam setiap perilakunya sangat bertolak belakang dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Fitnah menjadi lakon kesehariannya. Ia pun berani menjelek-jelekkan para pemimpin muslim dan membuat makar untuk menjatuhkan pemimpin-pemimpin muslim.


Catatan-catatan kerusakan yang ia lakukan membuatnya diasingkan dan tidak diperbolehkan untuk memasuki lagi kota Madinah. Hingga akhirnya Abdullah bin Saba berkelana ke beberapa wilayah yakni ke wilayah Syam, Mesir, dan Irak. Dasarnya Yahudi, ia membuat kerusakan-kerusakan lagi ke wilayah tersebut dengan memfitnah dan membuat makar untuk menjatuhkan islam. Ia pun berhasil menghasut dan membuat poros fitnah di tengah-tengah kaum muslimin di Mesir dan Kuffah untuk membunuh Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu. Karena baginya, tidak ada kekuasan yang sah dipimpin setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melainkan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Bukan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, maupun Utsman bin Affan.


    Namun, ketika kekhilafahan bertampuk pada kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, ia tidak kapok melakukan perbuatan tercelanya dengan mengecam kaum muslimin yang loyal kepada tiga khalifah sebelumnya dan kecaman tersebut mengatasnamakan Ali bin Abi Thalib. Atas fitnah yang dialamatkan kepada Ali bin Abi Thalib, beliau pun berniat untuk menghukum mati Abdullah bin Saba. Akan tetapi, Ali bin Abi Thalib tidak jadi menghukumnya dengan hukuman mati karena mempertimbangkan protes dari hadirin yang ada dipersidangan dengan alasan bahwa Abdullah bin Saba adalah salah satu orang yang mencintai Ahlul Bait dan mendukung kepemimpinannya. Pada Akhirnya, ia dibuang oleh Ali bin Abi Thalib ke kota Madain, ibu kota Iran pada saat itu.


    Nama Abdullah bin Saba tentunya nama yang sangat familiar dikalangan Yahudi dan Syiah. Akan tetapi, Yahudi-Zionis Internasional berusaha untuk menghilangkan nama Abdullah bin Saba sebagai arsitek utama Syiah dari sejarah Islam. Melalui Thaha Husein dan orang yang sejenisnya, Yahudi dan Syiah berusaha untuk mengubur fakta keberadaan Abdullah bin Saba dalam sejarah. Dan mengatakan bahwa Abdullah bin Saba adalah tokoh yang diada-adakan oleh Ahlussunnah wal jama’ah. Faktanya, keberadaan Abdullah bin Saba tidak bisa dihilangkan begitu saja dan jejak sejarahnya diakui oleh para ulama Syiah klasik.


Lantas, Apa Hubungan Antara Yahudi-Zionis dan Syiah?


    Sepak terjang Syiah dan Zionis untuk menghancurkan Islam tidak perlu diragukan lagi adanya. Buku karya Muhammad Pizaro ini mengupas fakta-fakta kedekatan antara Zionis dan Syiah. Didukung dengan berbagai data keromantisan mereka dibalik layar media yang tidak disadari umat muslim. Penulis melalui karyanya berusaha menyadarkan umat Islam akan bahayanya kedua kelompok tersebut.


    Fakta kesamaan antara Yahudi dan Syiah pun tak luput dibahasnya. Salah satu kitab yang membahas kesamaan antara Yahudi dan Syiah adalah kitab Min ‘Aqaidu Syiah karangan Syaikh Abdullah Muhammad bin Salafi yang mengutip perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di awal tulisannya: “Bukti kesamaan antara Yahudi dan Rafidhah adalah bahwa fitnah yang ada pada Rafidhah itu persis dengan fitnah yang ada pada Yahudi, yaitu jika orang Yahudi mengatakan yang layak memimpin kekuasaan hanyalah keluarga Daud, begitu juga menurut Rafidhah, tak layak memegang imamah (kepemimpinan) kecuali anak keturunan Ali.” (Tauhidi, 2014: 23). Sejumlah kesamaan antara Yahudi dan Syiah banyak dipaparkan di dalam buku ini. Akan tetapi, tidak dapat saya sebutkan satu-persatu di sini, agar tidak adanya kesalahpahaman. Baiknya kalian membaca secara langsung karena pembahasan ini memiliki bab nya tersendiri.




    Diawali penjajahan yang dilakukan Inggris dan Perancis membuat mereka melakukan kesepakatan pembagian wilayah. Inggris menduduki wilayah Palestina, sedangkan Perancis menduduki wilayah Suriah. Di mana Inggris akhirnya memberikan kaum Yahudi yang selama ini terombang-ambing, sebuah identitas dengan membuatkannya negara tersendiri di wilayah Palestina. Adapun negara Perancis dalam penyerangannya ke Suriah pada tahun 1920, kelompok Syiah memanfaatkannya untuk bekerjasama dengan Perancis.

    Pihak Syiah menyusun konspirasi dengan kelompok kafir untuk melawan kaum muslimin. Mereka bekerjasama dengan kelompok kafir tidak lain untuk mengambil simpati bangsa Yahudi. Kelompok Syiah rela Suriah dijajah dan Ahlussunnah dibunuh demi mendapatkan eksistensi mereka di negara Suriah. Dokumen yang terlampir di dalam buku ini pun memaparkan bukti bagaimana Sulaiman Asad (Kakek dari Hafiz Asad), penganut paham Syiah Nushairiyah, meminta dukungan kepada Presiden Perancis dan tidak mengakhiri tugasnya di Suriah. Mungkin maksud tugas di sini tuh menjajah Suriah kali ya.


    Hubungan Yahudi-Zionis dan Syiah di Suriah semakin erat kaitannya manakala Hafiz Asad (Ayah dari Basyar Asad) yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan berkhianat dengan menyerahkan benteng timur militer kota Qunaytirah dan dataran tinggi Golan kepada tentara Israel tanpa perang. Terbukti dengan adanya data-data yang penulis lampirkan semakin memperkuat adanya hubungan mesra antara Yahudi dan Syiah. Kerjasama terus berlanjut hingga Hafiz Asad terpilih menjadi Presiden Suriah pada tahun 1971. Dan dua tahun setelah Hafiz Asad memimpin, Ia memberikan perintah untuk menarik pasukan Suriah di lebih dari 39 desa dan diserahkan kepada ‘Israel’ hingga mencakup pinggiran Damaskus.


Lalu Bagaimana Suriah Saat Ini?


    Sampai saat ini pun, Suriah masih dilanda peperangan. Sejumlah referensi yang saya temukan, ada yang mengatakan bahwa perang di Suriah adalah perang saudara. Ada pula yang mengatakan bahwa peperangan di Suriah dilakukan oleh kelompok rebel yang memberontak pemerintah. Aksi pemberontakan masyarakat Suriah adalah keinginannya membentuk negara yang demokratis. Masyarakat terus melakukan aksinya dan para perwira Merdeka Suriah berencana untuk menggulingkan Basyar Asad, presiden Suriah yang masih menjabat sampai saat ini, sejak 17 Juli 2000. Namun, aksi penggulingan terhadap Asad digagalkan oleh Israel dengan mengirimkan berupa tembakan dan penyerangan ke beberapa wilayah. Pembahasan ini memiliki bab tersendiri di dalam buku “Zionis Dan Syiah Bersatu Hantam Islam” dengan judul ‘Israel’ Tembak Suriah Untuk Gagalkan Penggulingan Asad di halaman 66. Bayangkan aja ya, Basyar Asad menjabat kemungkinan lebih dari 10 tahun. Terus presiden yang memimpin Suriah sebelum Basyar Asad adalah ayahnya yaitu Hafiz Asad, yang berkuasa kurang lebih 29 tahun. Ya.. apa gak berontak itu masyarakat?


    Polemik yang terjadi di Suriah tidak ada bedanya dengan apa yang terjadi di Palestina. Perbuatan dzalim yang dilakukan pemimpin Suriah dan tentaranya menimbulkan banyak korban khususnya kaum muslimin. Penderitaan kaum muslimin di Suriah melibatkan banyak pihak penguasa dzalim seperti Amerika dan terutama Iran, negara yang mayoritas penganut paham Syiah. Bahkan beberapa penyerangan yang dilakukan penguasa dzalim di Suriah, yakni Iran dan Hizbullah cukup andil didalamnya dengan bekerjasama bersama ‘Israel’. Alasannya sih karena timbal balik kepada Asad yang telah menjaga perbatasan ‘Israel’ selama 40 tahun. Informasi tambahan lainnya, Iran pula yang membantu Amerika Serikat untuk dapat memasuki Irak. Di sini terlihat bagaimana munafiknya Iran dengan taqiyahnya selama ini untuk membodohi banyak pihak terutama kaum muslimin.  




    Kekejaman Basyar Asad pun tidak hanya dilakukan kepada kaum muslimin Suriah. Tak tanggung-tanggung, ia mengirim pasukannya untuk membunuh pengungsi Palestina di Suriah. Adapula pembantaian para pengungsi Palestina yang dilakukan Hizbullah berlokasikan di perbatasan Lebanon. Banyak korban berjatuhan, tidak ada rasa kemanusiaan ketika saya membaca beberapa data dan fakta di buku ini. Sadisnya lagi, penguasa dzalim ini memerintahkan tentaranya dengan brutal untuk memenjarakan dan membunuh kaum muslimin yang tidak mau mengikutinya. Dengan kejinya, para tentara itu menelanjangi dan memperkosa banyak kaum muslimah. Sehingga banyak kaum Muslimah yang dipenjara mengandung bayi, hasil perbuatan keji dan laknat yang dilakukan para tentara berpaham Syiah itu.  


    Ketika membaca buku ini dan mendapatkan data-data yang tertera, membuat saya beberapa kali menarik napas atas apa yang dilakukan oleh musuh-musuh Allah terhadap kaum muslimin. Tak kuat rasanya menahan pedih ketika saudara kita dibunuh dan diperlakukan dengan keji. Kaum kafir terus-menerus melakukan pembantaian kepada kaum muslimin demi tercapainya nafsu dan rencana mereka. Apabila rencana mereka tidak tercapai, maka mereka akan runtuh dan binasa. Oleh sebab itu, mereka terus menggempur umat muslim, melakukan kerusakan di berbagai negara muslim, dan menuduh para pejuang muslim yang beraqidah lurus sebagai teroris, kelompok separatis, atau pemberontak. Karena mereka paham bentul akan kehebatan Islam dan kaum muslimin ketika bersatu tegak di bawah agama yang Haqq.




    Dibalik genjatan senjata yang dilakukan kelompok kafir terhadap kaum muslimin, tidaklah menyurutkan iman mereka untuk menegakkan agama Allah yang Haqq ini. Mereka percaya bahwa Allah akan selalu bersama dengan mereka melawan thagut, musuh-musuh Allah. Yang mereka lakukan adalah untuk menjaga Islam dan kehormatan kaum muslimin. Allah senantiasa akan membantu mereka dengan mengirimkan bala tentaranya untuk membantu pejuang muslimin dalam menegakkan agama Islam.


“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (QS. Al-Anfal : 9)


    Banyak sekali pembahasan yang menarik yang tidak dapat saya paparkan satu persatu di sini. Tetapi saya akan memberikan dalam beberapa poin saja:

1    1. Hubungan antara Iran, ‘Israel’, dan Amerika.

2.   2. Mujahideen dan Jabhah Nushrah. Pejuang yang melawan kelompok Syiah.

3  3. Hubungan hizbullah, syiah Suriah, dan Iran dalam pembantaian kaum muslimin Suriah, Irak, dan Palestina.

4.   4. Apakah Taliban kelompok teroris?

5.   5. Hasyasyin, ninjanya orang syiah.

6.   6. Sejarah berdarahnya kaum Yahudi yang masih dilakukan sampai saat ini.

7.   7. Pesta Purim.

8.   8. Yahudi Isfahan hidup tenang dan damai di Iran.

9.   9. New Age Movement.

10.10. Apa yang harus dilakukan umat muslim untuk mencegah fitnah?


    Pelajaran yang saya dapatkan dari kesamaan Yahudi dan Syiah adalah mereka memiliki tujuan menghancurkan Islam. Secara tidak disadari oleh kaum muslimin, kedua kelompok ini adalah salah satu dalang dibalik konflik yang terjadi di Timur Tengah dibersamai dengan para sekutunya. Konflik di Suriah adalah pembahasan awal penulis dibukunya yang membuktikan keromantisan Zionis dengan Syiah. Kemudian pembahasan merembet tidak hanya di Suriah saja, yakni ke berbagai hal seperti bagaimana kehancuran yang dialami Afghanistan, Palestina, Irak, Lebanon, dan Libya pun dijelaskan di dalam buku ini. Tidak ketinggalan pula pembahasan tentang pemikiran-pemikiran menyeleweng dan rusak yang dilatar belakangi oleh tokoh yahudi-zionis.


Kelebihan Buku Zionis Dan Syiah Bersatu Hantam Islam


Kelebihannya dalam buku ini menurut saya adalah sejumlah data dan fakta yang menjadi penguat buku ini. Penulis tidak asal dalam menjelaskan suatu hal. Pasti akan dibersamai dengan data yang ada.

Sekalipun pembahasannya termasuk berat, tapi penulis menggunakan bahasa yang mudah untuk dimengerti.   


Kekurangan Buku Zionis Dan Syiah Bersatu Hantam Islam


Honestly, saya lebih suka cover lama dari buku ini. Berlatarkan warna hitam dan ornament tulisan berwarna merah.

Kekurangan lainnya, saya masih merasa kurang dan membutuhkan banyak pembahasan lebih detail lagi. Terutama bagaimana kelompok kafir menebar jala kerusakan di Afghanistan, Irak, Lebanon, Libya, dan beberapa negara muslim lainnya termasuk di Indonesia. Over All, segini tuh udah banyak banget informasinya dan termasuk detail.

 


Bagaimana… tertarik tidak untuk membaca buku ini?

Memang sih ini tuh buku yang sudah lama diterbitin, tapi pembahasannya masih bagus untuk dibaca kok. Worth it banget ilmunya!


 Selamat Membaca!!^^


No comments:

Powered by Blogger.